CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA JELITA PART3

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA JELITA PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA JELITA PART3, Hasrat-Bispak11 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang jelas belepotan sperma berbaur cairan cinta Cie Fifi itu dengan memanfaatkan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuman diam dan pejamkan matanya. Sang cebol kenakan celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang beberapa saat, Cie Fifi pun bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kelihatannya Cie Fifi betul-betul mempersiapkan kantung plastik itu buat simpan celana dalamnya yang ia mengerti dapat dikotori sang cebol seperti saat sebelum awal mulanya.

"Dasar. Udah orangya cebol, tidak sadar kali jika burungnya itucebol pula", gerutu Cie Fifi yang lantas tinggalkan gudang ini.

Kalimat Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuman pendek, perkara yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pula saya mesti ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mendesah terhambat sewaktu tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari tukasnya pengen nyepong. Kapan keluarnya bila dari barusan sekedar kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam selalu mendesak nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu semakin menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan mainkan lidahku pada penis Dedi, biar dia tidak menyambung siksaannya padaku.

"Nah… begitu cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang saat ini mendesah serta mengaduh kenikmatan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut pada saat saya selalu usaha membuat penis Dedi berejakulasi. Kadangkala saya memandang nakal di Dedi, biar dia tambah terangsang sampai pekerjaanku dapat tuntas lebih bisa cepat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA JELITA PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat berbicara, cuman dapat mengguman tidak terang di saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu tidak ada siapa siapa kembali saat saya menyambung service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar nada yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Sejak mulai kapan Pandu udah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya tidak memandangnya?

"Mamamm…", saya mau larang Pandu, tetapi sekarang ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat berbicara secara terang.

Telat, Pandu udah menyibak rok seragam sekolahku, dan saya telah pasrah menanti hukuman yang hendak dikasihkan Dedi bila dia melihatku menggunakan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… tidak bisa… gua dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak makin kuat. Dua murid keji ini bakal lekas melumatku dalam gudang ini, tetapi yang paling kutakutkan yakni Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan seluruhnya rencanaku. Sebaiknya barusan itu saya dapat lolos dari gudang ini tak perlu ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidaklah ada waktu buatku untuk berpikiran atau berleha leha. Tau-tau badanku telah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan cukuplah lebar. Lalu dengan peringkat ke-2 kakiku yang masih tetap sesuai itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu udah mengacung penisnya yang nyatanya sudah ereksi itu di muka mukaku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan jengkel saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan seluruhnya tehnik oralku supaya Pandu cepat gapai pucuk serta kedepan dia tidak turut nikmati lubang vaginaku selesai Dedi usai nikmati badanku. Dalam pada itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, benar di sisi bibir vaginaku. Dedi telah mengetahui. Saya pejamkan mata serta pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… karena itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, sebab kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya katakan kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 mendamprat.

Saya gak berani menjawab, gak berani menengok. Mau rasanya saya menangis, tetapi saya gak mau kelak rekan temanku terlebih Jenny malahan ajukan pertanyaan bertanya kalaupun kelak mataku kelihatan sembab.

Saya cuma dapat pasrah dan lagi mengoral penis Pandu, sembari tunggu hukuman yang bisa dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengerang ketahan di saat kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, menyebabkan kesan yang aneh waktu saya sadari celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah dan terus mengerang terhambat, namun saya gak lupa jika saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini selekasnya berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya tidak kuat kembali, saya mengesah dan meronta kesakitan di saat saya rasakan pedih di vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", sindir Dedi waktu saya menengok ke belakang untuk menyaksikan apa yang tengah dilakukan Dedi.

Saya memandang sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu membikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat menyudahi seluruhnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tetapi Dedi betul-betul ingin menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini kian jadi selesai.  Di antara pedih dan nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuma ketawa tawa.

"Udah, tidak boleh ngoceh selalu! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai mukaku kembali menghadap penisnya, dan Pandu selekasnya menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengesah terbendung, namun sekarang ini saya gak miliki alternatif lain, saya mesti meneruskan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata tidak sabar untuk nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, dan suatu benda topangl, hangat serta lumayan besar, yang benar kepala penis Dedi itu, saat ini melekat dan memojokkan bibir vaginaku.

Badanku mengartikulasikanng tidak lama sewaktu penis Dedi memotong lubang vaginaku dan selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata membatasi sakit, dan selanjutnya saya selalu usaha meneruskan service oralku buat penis Pandu saat lagi Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi perlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya setiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menusuk demikian pada dalam lubang vaginaku. Berulangkali saya melenguh terhenti, dan saya mulai tidak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Karena itu saya mesti semakin menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya harus bertarung mencegah mual karena berbau apek yang menimpa hidungku, pula saya mesti mencegah merasa sakit berbaur nikmat pada lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Sekarang saya cuman mengharapkan pengidapanku ini selekasnya selesai. Saya pula mengharapkan pakaian seragam sekolahku ini tidak lecek dan basah oleh keringatku sehabis saya tuntas dicabuli oleh dua begundal ini. Seusai saya menghimpun seluruh tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap serta mengisap penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA JELITA PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia ingin membebaskan penisnya dari gempuranku, barangkali dia telah tidak dapat mengendalikan kepuasan service oralku.

Namun saya gak ingin melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan untuk mengendalikan badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sesaat lalu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Seluruhnya kulakukan di tengahnya gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kenikmatan saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruh cairan di mulutku ini, namun saya tidak pengin Pandu berhasil lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku barusan semestinya udah sukses. Saya sangat dongkol kepadanya.

Saya terlintas bagaimana saya bersama Jenny, Sherly dan Cie Stefanny tempo hari sukses taklukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya kemungkinan dapat memanfaatkan teknik yang serupa untuk menumpahkan kejengkelanku di Pandu. Saya terus mengisap penis di mulutku ini walau penis itu udah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong gak kuat terima gempuranku, tapi saya tetap belum tuntas dengannya.

Saya lagi mengisap dan menghirup penis Pandu, hingga kemudian dia menguik nguik seperti mau disembelih saja. Selanjutnya saya menyudahi kulumanku di penis Pandu, dan sewaktu saya melepas tanganku, Pandu langsung jatuh lemas, sama sepertiseperti nasib beberapa pejantan di rumahku yang tergeletak selesai saya serta banyak pujaan hatiku balik mencabuli mereka.

"Oooh… kamu nyata-nyata pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau dan menohokkan penisnya dalam pada dalam lubang vaginaku.

Dadaku terasanya bakal meletus saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Seusai Dedi usai menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, balik tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi terkesima menatapku seperti gak sangat percaya dengan yang barusan berlangsung.

"Brengsek, kamu dapat bisanya mengolok saya", desisku dengan nada gemetaran sangking berangnya.

Kondisi di gudang jadi sepi. Deru detak jantungku dapat kudengar secara terang. Saya menggigit bibir mengendalikan tangis. Saya sangat sakit hati saat Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa ada mempedulikan mereka kembali, saya selekasnya keluar gudang ini. Namun saya sadar kalau saya mesti beres-beres diriku dalam toilet, sekalian sekurangnya saya harus bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya lekas membawa rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang ada untuk mengelap lelehan sperma di seputar pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil dan kuselipkan pada bagian dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya dapat membantu rasa tidak nyaman di selangkanganku.

Serta sekali ini saya sudah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya harus terima olokan seperti berikut? Dengan berurai air mata, saya membereskan rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung makeup tipis di mukaku tidaklah sampai hancur karena air mataku.

‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran ganti telah keluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari ke kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang anyar keluar kelasku, dan aku segera menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit di perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian mengemukakan argumen kenapa saya barusan tidak dapat ada dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu pastinya sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA JELITA PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tidak ingin tertiban malapetaka untuk ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Gak perlu pak, Eliza udah tambah enak. Terima kasih pak, saya balik ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit pada pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya selekasnya balik ke arah ke kelas untuk mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Suatu Janji Yang Memuaskan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny waktu saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya habis sakit pada perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu setelah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan cemas.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya gak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga nangis. Namun saya telah tambah enak kok saat ini Jen", saya tidak jujur biar Jenny stop mencemaskanku

"Saat ini perutmu telah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan kasihan.

Saya geleng-geleng kurang kuat sekalian usaha tersenyum pada Jenny.

Sebetulnya saya berasa sedikit tidak sedap karena saya harus tidak jujur di Jenny yang demikian mencermati serta mengasihiku. Perasaan bersalah ini sedikit mengusikku, meskipun saya tahu ini yaitu yang terhebat, dibanding ada yang dengerin penuturan kami waktu saya mengakui apa yang sesungguhnya berlangsung padaku saat lagi saya berada pada toilet, atau bisa lebih persisnya di gudang barusan.

Tetapi tak lama setelahnya Jenny udah kembali repot menarik serta mengejekku bab Andy. Apa lagi sewaktu jam paling akhir ini hari guru yang harusnya mengajarkan di kelas kami tidak masuk, hingga kami bebas belajar sendiri. Jenny tambah bergairah memikatku, dan saya udah hilang akal buat membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.

Serta saat lagi saya gak tahu harus melakukan hal apa, tiba-tiba saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang lebih kurang tengah dijalankan Andy? Apa yang lebih kurang berada pada pemikiran Andy waktu ini? Apa dia pikirkanku? Tiba-tiba saya udah berasa kangen di Andy.

"Duh… bidadari yang ini kembali kasmaran deh… hingga sampai saya gak dikira kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menghindar.

"Begitu ya? Bila gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari memandang ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengin ngomong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengin ngomong apa ya… saya pengin omong, kalaupun Eliza tidak senang dengan dia", Jenny menjawab dengan tipe cuek bebek sembari mulai mengepaki buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah memanglah baru-baru ini mengeluarkan bunyi.

"Jeen… gak boleh getho dong… aku…", saya mulai kuatir kalaupun kalau Jenny sungguh-sungguh lewat kata ujarnya, dan saya serta selalu merengek-rengek.

"Bila getho kamu gak boleh mengelit lagi sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali memikatku.

"Aku…", saya gak dapat berujar apa manalagi dan parasku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jahil. Saya cuman dapat tersenyum malu sekalian merapikan seluruh buku serta alat tulisku ke tas sekolahku. Sehabis doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas di saat Sherly tiba-tiba tampil di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berencana meratap saat saya menyaksikan Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini ingin sampai kapan sich baru senang nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa puas.

"Ssstt!! Apaan sich? Bila lainnya dengar bagaimana coba!", saya bersungut-sungut dengan was-was.

"Karena itu tak boleh ngelamun saja sayang… review donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sekalian memelukku.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA JELITA PART3

Saya menyaksikan ke seputarku, nyatanya betul-betul kelasku ini udah kosong kecuali kami bertiga. Tetapi tetap saya risau kalaupun ada yang dengar kata-kata mereka barusan mengenai saya jadian sama Andy. Saya tidak ingin Andy dengar isu yang tak tidak, saya tidak ingin hubunganku dengan Andy yang barusan mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.

"Tetapi, saya pengen mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian lebih dulu saja dech", saya coba memberikan argumen buat pisah pada mereka, agar saya tidak terus-terusan menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya gak apa apa, kebenaran saya pun haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pula haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini telah tarik tanganku.

Saya sudah tidak punyai argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Sudah pasti ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, serta saya cuman dapat tersenyum malu.

Sampai di kantin, hatiku jadi risi saat saya memandang sang cebol. Saya terlintas perbuatan bobroknya di gudang barusan pada Cie Fifi.

Akan tetapi saya usaha berlaku biasa. Manalagi Cie Fifi telah menegur kami dan bertanya apa yang kami pesan. Selesai kami bertiga tuntas minum, kami lekas bayar pesanan kami dan minta pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama