CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA JELITA PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA JELITA PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA JELITA PART2, Hasrat-Bispak11 Kami kembali arah, dan mereka berdua temaniku kembali lagi ke kelas. Serta ke-2  pacarku ini tidak jemu jenuhnya merayu dan menghinaku terkait Andy. Saya kembali lagi gak dapat membalasnya, cuman tersenyum malu dan pasrah terima seluruhnya. Saya cuman dapat mengharapkan kami lekas sampai ke kelasku. Tetapi sewaktu kami hingga di muka pintu kelas, tau-tau saya berasa pengin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengin ke toilet, kelak jika ditanyakann pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan pada Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak perlu ah… sekejap saja kok", kataku sekalian ketawa geli.

"Ya telah dech, tak boleh lama-kelamaan ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama-sama lambaikan tangan dengan Sherly, selanjutnya masuk ke kelas.

Sherly sendiri lagi menggamit tanganku. Sesungguhnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra seperti berikut, tetapi saya menurut saja sembari mengharap dalam hati mudah-mudahan tidak ada yang syak wasangka memandang kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Pada akhirnya kami sampai di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya menanti Sherly melepas gandengan di tanganku.

"Sudah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sembari tersenyum di Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak mesti dech, saya kan hanya sesaat", jawabku dengan berbisik juga, dan kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan style sedih, tetapi dia mengangkat tangannya.

"Iya, hingga kelak", saya menjawab sekalian angkat tanganku , lalu saya lekas ketujuan toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA JELITA PART2

Sewaktu saya akan masuk, saya berpapasan dengan Vera yang baru keluar toilet. Kami sempat sama-sama sapa, serta diam diam saya terasa bertanya-tanya, kenapa barusan Vera tersenyum aneh semacam itu saat dia melihatku.

Entahlah, lalu saya selalu masuk ke toilet wanita ini, serta dengan asal-asalan saya memutuskan satu diantaranya dari 6 kamar kecil yang berada pada dalam sini. Selesai saya usai buang air kecil dan beres-beres busana dan rok seragamku, saya lekas keluar buat kembali lagi ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terhenti di saat tau-tau ada suatu tangan yang menahan mulutku.

Belumlah sempat saya bereaksi, sebuah tangan lainnya melingkar di muka dadaku serta menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati seram, namun pelukan ini sangat kuat, sampai tiada perlawanan yang memiliki arti, saya udah terbawa masuk ke gudang yang berada di sisi toilet, tempat di mana Vera tidak tahu dicabuli atau tengan layani Dedi serta Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menggeretku ke ujung area ini, sampai kami berada pada balik timbunan meja dan bangku tua. Tanpa ada melepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia tekan bahuku sampai saya berjongkok, serta tidak lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu gak boleh ribut! Secepatnya ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini dalam telinga kiriku.

Suara ini membuatku merinding karena saya tahu ini nada Dedi. Saya termenung tidak lama, lalu saya mengacaukank lambat. Lebih bagus saya menurutinya, karena jika saya mengakibatkan kemelut, lalu banyak yang ketahui saya di gudang ini tengah berduaan dengan Dedi, apa saja argumennya namaku akan remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan pada mulutku dilepaskan, serta saya diam saja tanpa usaha menyaksikan mengarah Dedi. Di gudang ini entahlah bakal ada tontonan apa, namun sehabis tontonan itu selesai, saya cemas Dedi gak bakal membiarkanku pergi demikian saja sebelumnya memaksakan saya layani hasrat birahinya di gudang ini.

Saya tengah tidak suasana hati untuk ngeseks saat ini. Diam diam saya memikir bagaimana biar ini hari saya tidak mesti memasrahkan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki keji ini. Barangkali saya dapat coba tawarkan service oral dengan argumen saya tidak pengin kedapatan pihak lain karena saya mengesah, atau saya takut ditanyakan guru di kelasku sebab saya kelamaan ada pada toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku serta tak memaksakanku buat ngeseks dengannya. Saat lagi saya pikirkan adakah argumen yang lebih baik, tau-tau kurasakan Dedi menggandeng lenganku, serta saya arahkan penglihatan mataku menjurus yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya terheran lihat masuknya seseorang cebol yang kukenali menjadi pelayan satu diantara stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, tetapi saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja yaitu Cie Fifi, orang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya lebih kurang 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini senang memandang tajam menuju Jenny, Sherly, saya, dan siswi lain yang tengah makan di kantin. Tidak tahu apa yang diingini Dedi dengan menarikku ke gudang ini saat ia mengerti sang cebol ini bakal masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan semaunya di bangku yang berada di tengah tempat ini. Saya tidak ketahui apa yang dikerjakannya, apa tunggu satu orang, atau dia berencana suatu hal lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tiba-tiba pintu gudang ini terbuka kembali, serta saya termangu lihat kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut paras geram. Namun anehnya Cie Fifi justru mendekati sang cebol yang lagi tersenyum senyuman menjijikan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuma diam gak menjawab.

Tidak lama kemudian sang cebol berdiri, dan selanjutnya jantungku berdebar-debar kuat lihat sebuah panorama erotis yang mengagetkan terhidang di hadapanku.

Sang cebol menyelisip masuk ke rok Cie Fifi yang cuma diam saja. Kepala sang cebol yang saat ini ada pada dalam rok Cie Fifi, benar di muka pangkal paha Cie Fifi membuat sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sembari pejamkan mata serta menggigit bibirnya sendiri.

Saya lagi mencermati sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti merupakan kepala sang cebol itu bergerak gerak, bikin nafsuku perlahan-lahan bangun, dan saya mesti usaha mengontrol napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut pula turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Mukaku berasa panas, saya baru sadar kalaupun rupanya saya pula menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan dongkol. Tetapi sudah pasti saya tidak dapat melakukan hal sejumlah macam ketimbang nasibku jadi jadi kian jelek. Saya gak tahu apa yang bisa berlangsung padaku kalaupun saya membikin kemelut yang membuat sang cebol ini tahu saya berada di sini.

Dedi cuman tersenyum senyuman, sama memuakkannya dengan senyum sang cebol barusan. Dan saya gak dapat banyak berbuat sewaktu Dedi yang memangku badanku ini memegangku dari belakang dan memulai menarikku.

Dengan ke-2  tangannya yang mengelilingi badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, terkadang halus, kadang-kadang kasar, yang benar tingkah Dedi ini membuatku resah serta jantungku berdetak makin kuat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA JELITA PART2

Saya gak berani menangkis sebab saya takut tepisanku mungkin mengakibatkan nada yang kali saja kedengar oleh sang cebol itu atau Cie Fifi. Saya cuma dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang jauh makin besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, dan saya coba tarik tangan Dedi ke bawah buat bebaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Tetapi tangan Dedi terlampau kuat untukku untuk kusingkirkan demikian saja. Saya mengulet kurang kuat, fokusku buat lihat fragmen erotis di hadapanku ini mulai bubar karena saya sendiri sudah memulai terangsang gara-gara tingkah Dedi yang meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, tetapi kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat serta lagi meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar akan peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya lihat menuju Cie Fifi. Nyatanya dia lagi pejamkan mata serta mendesah tidak karuan sembari memegang sembulan di sisi depan rok yang dikenainya, yang jelas yaitu kepala sang cebol.

Meskipun jantungku berdetak cepat menyaksikan itu semuanya, merasa sakit di ke-2  payudaraku membuatku kembali menggelinjang, serta saya coba menjauhkan payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Tetapi dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi selalu menempel kuat dan terus berikan remasan pada ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kacau balau dan napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan namun jelas, saya mulai menderita karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Pada akhirnya saya pilih stop menggerak-gerakkan badanku, tetapi saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot mainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku tidak bakal ada maknanya buat Dedi, namun saya tidak pengen berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju di fragmen erotis di depanku. Entahlah semenjak kapan, saya memandang satu helai celana dalam yang tergelintang di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu tentu celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Serta Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah serta mengesah dengan paras seperti membatasi sakit saat sang cebol repot di rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengayalkan di rok Cie Fifi itu tidak ada lembar celana dalam yang membuat perlindungan vagina Cie Fifi. Dan saat ini sang cebol itu entahlah tengah menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyeruput serta memagut bibir vagina Cie Fifi, atau lagi memikat dan mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau bisa saja dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini bertambah jadi beres.  Saya sudah terangsang, entahlah lantaran remasan nakal yang sedang dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau karena pikiranku yang melayang-layang mengandaikan apa yang berlangsung dalam rok Cie Fifi itu.

Dan badanku menggigil di saat saya hampir tidak dapat membatasi diriku untuk mengerang karena Dedi mencium tengkuk leherku, dan kondisi jadi lebih sukar untukku waktu saya rasakan jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalnya Deritaku

"Saya  anyar ketahui kurang lebih dua minggu sebelumnya, jika bu Fifi itu dapat juga digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Ingin rasanya saya menampar Dedi lantaran ucapannya yang benar-benar kurang ajar itu. Namun saya gak berani melakukan, selain saya takut kemunculanku di sini tepergok oleh Cie Fifi serta khususnya sang cebol, saya gak pengin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi serta membikin nasibku lebih jelek.

Karenanya saya cuman dapat memandang Dedi dengan jengkel, tetapi bibirku malahan dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku serta menghentikan rintihanku. Saya cuma dapat pasrah melepaskan Dedi melumat bibirku sampai ia bahagia.

Namun saat napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, serta saya cepat usaha mengontrol napasku sepelan barangkali supaya dengusan napasku ini tidak sampai kedengar Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA JELITA PART2

"Nungging di sono, Fifi", tiba-tiba kudengar nada sang cebol, yang tanpa enggan memerintah Cie Fifi langsung mengatakan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali melihat mereka. Telunjuk sang cebol menuju ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia tunggu Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari telah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 menghardik di sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1 kali kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyetujui.

Meski raut muka Cie Fifi tampak kecewa, Cie Fifi mengikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menopangkan ke-2  tangannya di lantai. Lantas Cie Fifi merendahkan badannya serta menumpukan kepalanya pada ke-2  tangannya yang sekarang terlipat tetapi tetap menopang di lantai.

Tiada berbicara apa apalagi, sang cebol melepaskan celana panjang serta celana dalamnya yang rada kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang udah menungging itu serta mengungkap rok Cie Fifi ke atas. Tiada perlawanan betul-betul dari Cie Fifi waktu celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol telah siap-siap untuk nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri ada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya cukup direntangkan sedikit, dan sejenak kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol mulai bergerak mundur-maju dibarengi desahan serta rintihan Cie Fifi. Tidak tahu sejak mulai kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, tetapi jika sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya kurang begitu bertanya-tanya lihat sikap sang cebol yang berani serta sesenang hati seperti barusan.

Saya tidak pernah menduga Cie Fifi yang tiap hari kelihatan demikian ramah dan enerjik, nyatanya merendam kasus yang gak jauh beda denganku. Saya terasa haru di Cie Fifi meskipun dari percakapan mereka barusan, kemungkinan Cie Fifi tinggal 1 kali kembali mengikhlaskan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tapi suatu remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku kalaupun waktu ini nasibku tidak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya pula pengen sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, dan dia lagi meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya mengulet kesakitan. Dan kata-kata Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi bakal memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terpikir teror Dedi pada tempat tambal ban itu, serta hal semacam itu membuatku risau lantaran secepatnya saya akan memperoleh perkara jika Dedi mengenali saya pakai celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terkenang mengenai sejumlah argumen yang kupikirkan barusan. Saat ini tinggal bagaimana triknya saya meminta agar Dedi pengen dengar alasanku serta tak memaksakanku untuk ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengerang sampai saya kembali melihat Cie Fifi.

Nyatanya sang cebol lagi bergairah memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi terbuncang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Tetapi saya kembali mengulet kesakitan di saat Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan dongkol di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi oleh kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1x kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi kecewa, serta dia cuman tersenyum senyuman, kayaknya dia puas selesai membuat ke-2  payudaraku ini mainannya semenjak barusan.

Suara rintihan Cie Fifi ditambah lagi dengusan sang cebol, bikin situasi di gudang ini jadi sedikit ribut, jadi saya berpikiran ini saat yang pas buat sampaikan iktikad dan alasanku pada Dedi tanpa takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA JELITA PART2

"Ded, saya barusan itu sekedar pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, ngerinya kelak saya diomelin sama guru jika saya kelamaan di sini.", saya berbisik perlahan sekalian memandang Dedi serta menanggalkan celana panjangnya seperlunya.

Dedi diam, nampaknya dia tengah memikir.

"Ya telah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya selekasnya bergeserkan celana dalam Dedi buat cari penisnya. Saya termangu sesaat menyaksikan penis itu udah ereksi, dan waktu saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Telah berdiri Cantik… karena kamu", bisik Dedi dengan berlaga mesra.

Saya sedikit risi pula dengar rayuan asusila Dedi. Namun saya gak pengen buang waktu, saya lekas mulai menarik penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol merintih, dan saat saya melirik menjurus mereka, saya menyaksikan sang cebol lagi menarik penisnya.

Nyatanya sang cebol cepat sudah keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari rata-rata punya beberapa pejantan yang pernah mencabuliku?

Saat ini Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, semenjak barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mengesah saja, namun gak sampai melenguh layaknya seperti wanita yang lagi alami orgasme. Apa karena penis sang cebol itu begitu pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pun seperti penis punya wali kelasku, yang benyek dan cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama